Tools Data Visualization Populer untuk Data Storytelling

digitalskola

digitalskola

27 Agustus 2021

tools data visualization
Photo by Kampus Production from Pexels

Banyak orang beranggapan bahwa data science merupakan topik dan bidang pengolahan data yang cenderung rumit. Bagi awam yang belum terjun ke bidang ini, pandangan mengenai kerumitan data science adalah hal wajar terjadi karena bidang ini melibatkan penafsiran serta pengumpulan data dari sumber daya yang berbeda menjadi informasi berguna (Towards Data Science). 

Banyak tools yang dibutuhkan untuk menjadi profesional di bidang ini karena menceritakan data yang bersifat kompleks tentu tidak mudah. Keberadaan data visualization mampu mempermudah proses pencarian akar cerita dari data-data yang ada. Visualisasi data adalah soal menyajikan data kepada banyak orang secara tepat waktu bersamaan dengan wawasan yang efektif.

Beruntungnya, ada banyak tools yang dapat mendukung kamu dalam menghasilkan transformasi data storytelling menjadi data visualization dengan tepat. Teknologi yang memengaruhi presentasi data, grafik, bagan, hingga augmented reality mampu menambah sifat visualisasi menjadi lebih menarik. Berikut ini daftar tools yang dapat kamu adopsi untuk menyusun data visualization.

Tools Data Visualization untuk Transformasi Data Storytelling

Tableau

Sebagian menganggap bahwa Tableau merupakan software terbaik di bidang data visualization. Penampilannya yang sederhana dan hasil visualisasi yang interaktif dipercaya lebih dari 300.000 akun dari berbagai industri (Tableau.com). Tableau cocok untuk menangani kumpulan big data, artificial intelligence, hingga machine learning. Tidak hanya itu, tools ini juga sudah terintegrasi dengan My SQL, Teradata, maupun Amazon AWS. Kamu akan menemukan dua pemilihan jenis Tableau, yaitu Tableau Public dan Gallery.

Tableau Public adalah tools yang dapat kamu gunakan secara gratis dengan full feature. Tetapi, aksesnya otomatis bersifat publik dan senantiasa muncul di galeri visualisasi. Sedangkan, Tableau Gallery menyediakan kurasi visualisasi data yang dapat kamu unduh secara gratis. Tableau Gallery cocok untuk akademisi yang ingin menampilkan data terkini dalam menyusun sebuah presentasi.

Datawrapper

Tools yang satu ini telah dikembangkan oleh sejumlah tim desainer hingga developer yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Awalnya, tools dibuat secara khusus untuk membantu jurnalis dalam menampilkan data. Namun, Datawrapper ternyata berguna bagi siapa saja yang membutuhkan data serupa. Kamu dapat mengaksesnya dalam bentuk website sekaligus menemukan penawaran pembelajaran online dari Datawrapper.

Kamu akan menemukan adanya The River atau area galeri sebagai wadah bagi pengguna untuk membagikan dan mengunggah data. Cara kerjanya juga cenderung instan. Kamu cukup mengimpor data dan melihat hasil visualisasi hanya dalam sekali klik. Tools ini dapat diakses secara gratis maupun berbayar dengan biaya langganan mencapai $39 atau sekitar Rp 562 ribu.

BACA JUGA: Prinsip Utama untuk Membuat Visualisasi Data yang Efektif

FusionCharts

Merupakan paket grafik dan visualisasi berbasis JavaScript yang banyak digunakan oleh berbagai industri. FusionCharts masih menjadi salah satu tools berbayar yang populer dan memimpin di kelasnya. Terdapat lebih dari 90 jenis bagan berbeda yang sudah terintegrasi dengan beragam platform bahasa pemrograman dan framework. FusionCharts juga ikut mendorong fleksibilitas melalui kerangka kerja yang disediakan di dalamnya. Kepopuleran tools ini terlihat dari kemampuan untuk memilih live template dan memasukkan sumber data sesuai kebutuhan. 

FusionCharts juga mampu menyediakan variasi map dan bagan yang siap pakai. Masing-masing mudah untuk disematkan pada situs website, bahkan untuk desainer dengan pengetahuan pemrograman yang terbatas. Harganya sudah pasti sebanding dengan ragam fitur dan kualitas yang ditawarkan, yaitu di angka $500 atau sekitar Rp 7,2 juta.

Chartbuilder

Tools data visualization ini dikembangkan oleh Quartz sejak 2013 agar setiap jurnalis mampu membuat data numerik dan visual secara cepat. Keberadaan tools ini juga memengaruhi hasil storytelling yang lebih dominan sekaligus menonjol. Meskipun dapat mengaksesnya secara gratis, ternyata kamu perlu mengunduhnya dan mengaktifkan skrip Python terlebih dahulu untuk menjalankannya.

Pemakaian Chartbuilder cenderung lebih mudah untuk dimanfaatkan. Tools ini cenderung membuat bagan secara statis dengan visual yang halus. Kamu dapat mengalihkan konten yang masih berwujud angka dan tulisan menuju penampilan visual hanya dalam beberapa langkah.

Infogram

Tools yang satu ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari Prezi. Layanan utama yang diberikan adalah pembuatan visualisasi yang menarik untuk merangkum adanya data storytelling. Infogram mempunyai desain antarmuka yang ramah dan mudah dioperasikan. Ada lebih dari 30 jenis grafik yang dapat menyesuaikan berbagai akumulasi data yang kamu miliki.

Kamu juga berkesempatan untuk menyusun data dashboard dengan template sehingga cocok untuk kebutuhan visualisasi secara instan. Hasil visualisasi dapat diekspor ke dalam format PNG, GIF, JPG, PDF, hingga HTML. Tools ini hadir dalam versi gratis dan berbayar. Jika kamu berniat untuk mengambil langganan berbayar, pastikan untuk menyiapkan anggaran Rp 274 ribu setiap bulan.

BACA JUGA: Pentingnya Data Storytelling untuk Eskalasi Karier

Google Data Studio

Merupakan bagian dari Google Marketing Platform yang dirancang untuk membantu developer dalam membuat, mendesain, dan menggunakan visualisasi data. Kamu dapat menghasilkan produk presentasi yang menarik sekaligus interaktif. Data dashboards dapat dibagikan ke perusahaan, anggota tim, hingga klien yang bersangkutan. Beruntungnya, kamu tidak akan dikenakan biaya apapun alias gratis.

Bahkan, kamu bisa menyusun beberapa data berbeda secara bersamaan. Google Data Studio juga telah terintegrasikan dengan produk Google lainnya, seperti Google Cloud, Google Analytics, Big Query, hingga Google Ads. Salah satu fitur terbaiknya adalah eksplorasi data yang dapat dijalankan secara signifikan.

D3.js

Tools ini adalah sejenis library JacaScript yang mampu memanipulasi dokumen menggunakan data. D3.js termasuk sarana pembuat data visualization yang ramah pakai bagi orang-orang yang tidak punya basis pemrograman. Kamu dapat menjalankannya melalui perangkat berbasis website. Setiap orang dapat mengakses terhadap kebutuhan visualisasi secara gratis.

Salah satu sifat bawaan dari tools ini adalah open source. Hal ini memungkinkan kamu untuk bekerja dengan sumber data kemudian menambahkan fitur secara pribadi. Melakukan kustomisasi terasa lebih mudah karena tidak perlu adanya persyaratan spesifik untuk mengoperasikan D3.js bagi visualisasi secara optimal.

Beberapa tools data visualization di atas dapat menjadi rekomendasi terbaik untuk mendukung data storytelling. Setiap bentuk transformasi mampu memperoleh kesempatan untuk ditampilkan memakai variasi bagan atau grafik yang mendukung. Dengan begitu, setiap audiens mampu memperoleh berbagai manfaat dan wawasan dalam mengambil keputusan penting dalam lingkup yang lebih luas.

Bagaimana, setelah mengetahui beberapa tools data visualization apakah kamu semakin tertarik untuk belajar jadi data scientist? Kalau iya, Digital Skola punya solusi pelatihan data science yang pas buat kamu. Melalui program Bootcamp Data Science, kamu bisa belajar untuk jadi seorang data scientist andal dan siap kerja dalam waktu 3 bulan saja, bahkan tanpa harus punya background di bidang IT, lho!

Artikel Rekomendasi