Homehome8 Teori Gaya Kepemimpinan Terpopuler. Manakah Kamu?

8 Teori Gaya Kepemimpinan Terpopuler. Manakah Kamu?

digitalskola

digitalskola

29 November 2021

gaya kepemimpinan
Photo by Jason Goodman on Unsplash

Kepemimpinan adalah suatu praktik yang dinamis. Untuk menjadi pemimpin yang baik di hari mendatang, kamu perlu tahu posisimu saat ini. Adanya teori mengenai gaya kepemimpinan mampu memberikan pemahaman mengenai dampak dari setiap jenis pemimpin terhadap kemajuan organisasi atau perusahaan. Masing-masing punya caranya sendiri untuk menciptakan lingkungan sistematis yang lebih efektif dan mampu menjadi acuan untuk mencapai berbagai tujuan bersama. Selain itu, berbagai teori tersebut dapat menjelaskan hal-hal yang terjadi berkaitan status seseorang hingga dipercaya sebagai pemimpin dalam kelompok.

Selama 100 tahun terakhir, minat psikologi terhadap topik kepemimpinan terus meningkat pesat. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui evolusi kepemimpinan yang mencakup empat era utama, yaitu trait, behavior, situational, serta new leadership. Sejumlah teori yang berbeda telah diperkenalkan dan ikut menjelaskan alasan orang tertentu dapat menjadi pemimpin yang hebat. Kamu mungkin bertanya-tanya tentang hal tersebut, terutama ketika melihat orang-orang hebat yang berhasil membawahi anggotanya dalam jangka waktu tertentu.

Gaya kepemimpinan dapat mengacu pada metode, perilaku mengarahkan, memotivasi, serta mengelola orang lain. Selain itu, gaya kepemimpinan juga menentukan cara menyusun strategi dan mengimplementasikan rencana tertentu. Hal ini terutama terkait dengan stakeholders dan kesejahteraan yang diperoleh dari perencanaan tersebut. Sebagian besar jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan ke dalam delapan gaya utama.

Mengapa Mengetahui Gaya Kepemimpinan Diri Itu Penting?

Penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh sebesar 30% profit perusahaan (Leaders Edge Inc). Gaya kepemimpinan merupakan hal yang jauh lebih penting dan diakui oleh sebagian besar organisasi dan perusahaan. Setiap tahun, nominal dalam jumlah besar dapat dihabiskan untuk tools, survey, dan leadership assessment untuk mengungkap gaya yang dimiliki oleh individu. Analisis hasilnya dapat menjadi acuan untuk memahami cara terbaik memanfaatkan kekuatan dan peluang masing-masing orang sehingga mampu memberikan kinerja luar biasa. Memahami gayamu sendiri sebagai pemimpin kemudian mempelajari cara menyesuaikan dengan kondisi dapat menghasilkan manfaat berikut:

  • Meningkatkan keterlibatan anggota
  • Menaikkan daya komunikasi, kerja tim, serta kolaborasi
  • Mencapai efektivitas pribadi dan tim
  • Mampu memosisikan diri sebagai aset dan strategi penting bagi perusahaan atau organisasi
  • Menjadi bekal untuk membantu meningkatkan potensi pemimpin lainnya

BACA JUGA: Leadership Skill: Tips Menjadi Pemimpin Penuh Potensi

8 Teori Gaya Kepemimpinan

Democratic leadership

Persis seperti namanya, democratic leadership memberikan kesempatan bagi pemimpin untuk mengambil keputusan berdasarkan masukan dari anggota tim. Setiap anggota memiliki suara yang sama mengenai arah dan tujuan dari proyek. Gaya kepemimpinan ini cenderung lebih efektif karena memungkinkan setiap lapisan anggota untuk menjalankan otoritas masing-masing. Apabila berhasil menggunakannya secara bijaksana, maka setiap orang mampu memegang masa depannya dengan baik. Pemimpin dengan gaya demokratis akan memberikan beberapa pilihan terkait keputusan kepada tim dan dilanjutkan diskusi berdasarkan masing-masing opsi. Setelah diskusi berlangsung, pemimpin dapat mempertimbangkannya dari feedback lebih lanjut atau melakukan pemungutan suara.

Autocratic leadership

Gaya yang satu ini merupakan kebalikan dari democratic leadership. Biasanya, pemimpin membuat keputusan tanpa mempertimbangkan masukan dari pihak mana pun. Pemimpin juga tidak mempertimbangkan posisi anggota sebelum melaksanakan perubahan rencana. Mereka hanya diharapkan mampu mematuhi keputusan berdasarkan waktu dan kecepatan kerja yang ditentukan oleh pemimpin. Namun, perlu kamu ketahui bahwa gaya kepemimpinan ini justru cenderung merugikan. Pemimpin jadi lebih mudah kehilangan anggotanya karena tidak bisa membuka diri terhadap perspektif dan masukan-masukan yang membangun.

Strategic leadership

Pemimpin yang punya gaya strategi berada di persimpangan antara sistem operasi utama dengan peluang pertumbuhan organisasi atau perusahaan. Kamu akan menerima beban kepentingan eksekutif sembari memastikan kondisi kerja stabil bagi semua orang. Gaya kepemimpinan ini banyak disukai karena mampu mendukung pemikiran strategis bagi banyak anggota tim secara sekaligus. Namun, para pemimpin dengan gaya ini harus tetap berhati-hati terhadap kejadian tidak diinginkan. Pemimpin harus awas pada pemenuhan aspirasi dari setiap anggota tim dan tidak boleh condong pada beberapa golongan saja untuk menghindari terjadinya konflik.

Laizzes-Faire leadership

Istilah kepemimpinan ini secara harfiah punya arti, “Biarkan mereka melakukannya.” Pemimpin yang menganut gaya ini memberikan hampir seluruh wewenang kepada anggotanya. Contoh secara umum dapat kamu lihat melalui dunia kerja startup. Biasanya, sang founder tidak membuat kebijakan kantor mengenai jam kerja atau deadline. Mereka menaruh kepercayaan penuh kepada para karyawan ketika fokus secara keseluruhan untuk menjalankan perusahaan. Salah satu kekurangan utama dari gaya kepemimpinan ini adalah kurang kepekaan terhadap perkembangan karyawan. Selain itu, pemimpin Laizzes-Faire dapat dengan mudah mengabaikan peluang pertumbuhan perusahaan yang seharusnya menjanjikan.

Transactional leadership

Merupakan kepemimpinan yang umum ditemui saat ini. Pemimpin akan memberikan berbagai bentuk penghargaan kepada anggota yang berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Contoh penerapan kepemimpinan transaksional adalah pemberian bonus kepada karyawan secara rutin karena berhasil meraih sejumlah prospek dan melampaui target. Ketika memulai pekerjaan dengan pemimpin ini, setiap orang mungkin menerima perencanaan insentif yang memotivasi penguasaan tugas dan penyelesaian aktivitas kerja. Gaya kepemimpinan yang satu ini mampu membantu menetapkan tanggung jawab bagi setiap anggota. Namun, hal tersebut juga mudah mendorong kinerja yang bare-minimum karena anggota tahu banyaknya usaha dan value mereka sepanjang waktu. 

Coach-style leadership

Pemimpin yang punya gaya ini fokus pada mengidentifikasi dan memelihara kekuatan individu dari setiap anggota tim. Selain itu, pemimpin juga fokus pada strategi yang memungkinkan tim mengutamakan kerja sama dengan lebih baik. Gaya ini sekilas menawarkan konsep yang mirip dengan kepemimpinan strategis dan demokratis. Bedanya, coach-style lebih menekankan pada perkembangan dan keberhasilan individu. Ketimbang fokus pada tujuan dan keterampilan yang sama, pemimpin membangun setiap anggota dengan bidang keahlian yang beragam. Secara jangka panjang, pemimpin berpeluang memperoleh tim kuat dengan komunikasi yang baik. Hal ini dikarenakan adanya keunikan antaranggota yang saling merangkul untuk menyelesaikan pekerjaan.

BACA JUGA: Alasan dan Tips untuk Melakukan Transisi Karier

Bureaucratic leadership

Gaya kepemimpinan dalam bentuk birokrasi punya kemungkinan untuk mendengarkan dan menerima masukan dari anggota. Namun, pemimpin cenderung melakukan penolakan jika masukan tersebut bertentangan dengan kebijakan perusahaan maupun organisasi atau kebijakan di masa lalu. Mungkin kamu pernah bertemu dengan pemimpin ini di perusahaan yang sudah punya nama besar, berumur panjang, atau tradisional. Kolega atau karyawan yang mengajukan inovasi baru atau non-tradisional mungkin akan menerima penolakan. Hal ini bisa terjadi karena munculnya keberhasilan dengan proses yang sudah ada. Atau adanya anggapan bahwa percobaan terhadap hal baru dapat membuang waktu dan sumber daya jika tidak berhasil. Inovasi yang terhambat membuat gaya kepemimpinan ini tidak cocok untuk organisasi dan perusahaan yang mengejar tujuan secara ambisius dengan lingkungan pertumbuhan lebih cepat.

Transformational leadership

Ciri khas dari gaya kepemimpinan ini adalah senantiasa “transforming” dan mampu meningkatkan potensi perusahaan. Anggota mempunyai serangkaian tugas dan tujuan mendasar yang harus diselesaikan dalam jangka waktu mingguan atau bulanan. Pemimpin akan terus mendorong mereka untuk keluar dari zona nyaman. Semua anggota juga memperoleh daftar lengkap dari tujuan yang harus dicapai dan tenggat waktu untuk meraihnya. Selain mempercepat deadline dari waktu ke waktu, pemimpin juga terus berperan memberikan sasaran dan tantangan lebih untuk bertumbuh bersama perusahaan. Gaya ini cocok untuk organisasi dan perusahaan yang bersifat growth-minded karena mampu memotivasi anggota untuk menunjukkan kapabilitasnya masing-masing. Namun, perlu diingat bahwa muncul risiko hilangnya pandangan pembelajaran jika anggota tidak mampu menerima bimbingan yang tepat baginya.

Berbagai gaya kepemimpinan di atas merupakan delapan contoh terpopuler dalam dunia organisasi dan pekerjaan. Mungkin, kamu memiliki salah satunya sebagai hasil analisis dari tes, survei, atau assessment tertentu. Gunakan potensi tersebut secara maksimal, terutama ketika kamu memegang peranan dan tanggung jawab sebagai pemimpin selama beberapa waktu ke depan.

Artikel Rekomendasi