Susahnya Cari Kerja dan Sulitnya Cari Karyawan: Dimana Letak Masalahnya?

digitalskola

digitalskola

25 Januari 2022

susahnya cari kerja
Photo by Kevin Bhagat on Unsplash

Jika kamu pernah mengalami fase membutuhkan waktu yang lama dalam mendapatkan pekerjaan, kamu tentu memahami susahnya cari kerja di masa kini. Bahkan kamu mungkin pernah atau sedang sampai di titik putus harapan untuk bisa bekerja sesuai dengan bidang keahlian, pendidikan, juga minat kamu. Bila merasakan hal demikian, jangan khawatir karena kamu tidak sendirian. Problematika susahnya mencari kerja menjadi permasalahan nasional, yang diperburuk oleh berbagai sebab yang kompleks. 

Permasalahan menjadi semakin rumit ketika banyak perusahaan pun merasa kesulitan untuk menemukan kandidat yang tepat. Hadirnya perkembangan teknologi ikut berperan dalam mengenalkan pekerjaan-pekerjaan baru yang potensial, namun masih kekurangan sumber daya manusia. Sebenarnya, apa penyebab susahnya memperoleh pekerjaan sementara dari sisi perusahaan, para recruiter pun menemui kendala dalam menemukan kandidat sesuai dengan kebutuhan? Bagaimana kita bisa mengatasi kondisi tersebut?

Penyebab Susahnya Cari Kerja di Era Digitalisasi Industri

Perusahaan cenderung selektif

Terkadang, perusahaan mencari “kandidat sempurna” selama proses rekrutmen berlangsung. Quick review untuk masing-masing job description akan memberikan gambaran untuk menemukan seseorang yang profesional di bidangnya. Apalagi, kemunculan bermacam kebutuhan kerja industri dan teknologi mendorong setiap kandidat harus lebih kompetitif serta kompeten di bidangnya. Terlepas dari itu, tidak hanya mencari kandidat yang memiliki keahlian teknis yang mumpuni, karakter dan softskill kandidat juga menjadi pertimbangan penting. Hal ini menjadikan perusahaan semakin selektif memilih tenaga kerja yang mampu memberikan value selama menjalankan rekrutmen.

BACA JUGA: Probation Adalah Fase Krusial, Simak Tips Melaluinya

Perusahaan sulit menemukan kandidat yang pas

Tuntutan kemajuan teknologi menuntut adaptasi di bidang sumber daya. Perpindahan yang terjadi di industri yang menuntut digitalisasi ikut mengubah seluruh aspek termasuk di bidang ketenagakerjaan. Hal inilah yang memicu persaingan ketat dalam bursa pencarian karyawan di industri terkait. Perusahaan memerlukan tenaga ekstra untuk menemukan orang-orang dengan keterampilan yang tepat, termasuk memilah kecocokan calon tenaga kerja dengan value yang ingin dicapai perusahaan.

Big data membutuhkan talenta digital kompeten

Big data ikut mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan membutuhkan penanganan yang tepat. Sekumpulan data dengan kuantitas sangat besar dan kompleks akan dianalisis untuk mengungkapkan tren perilaku manusia. Oleh karena itu, kebutuhan talenta digital diperlukan dalam menganalisis big data secara efektif. Permintaan tenaga kerja dengan keterampilan teknologi optimal merupakan sasaran yang terus dicapai oleh perusahaan. 

Mismatch Antara Lulusan Masa Kini Dengan Kebutuhan Kerja

Selain tiga poin yang telah disebutkan, ternyata ada satu tantangan utama susahnya cari kerja adalah mengumpulkan dan mengembangkan kemampuan para talenta digital. Perusahaan merasa kesulitan merekrut talenta digital muda karena kurangnya kesiapan kerja. Suatu studi mengenai kesiapan kerja di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, menemukan kurangnya kualifikasi, keterampilan, serta kompetensi dari fresh graduates (Huawei). Selain itu, tidak sedikit fresh graduates yang mempertimbangkan shifting career dari jurusan dan minat pendidikan sebelumnya.

Kondisi ketidaksesuaian antara bidang pendidikan yang diikuti dengan pekerjaan yang dijalani seseorang biasa dikenal dengan mismatch. Ini artinya hasil pendidikan atau pelatihan seseorang tidak menyediakan keterampilan yang diminta pasar tenaga kerja. Atau bisa juga ekonomi yang tidak menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan keterampilan individu. Perusahaan maupun individu perlu menyikapi fenomena mismatch secara serius. Berdasarkan kajian Badan Pusat Statistik, sebanyak 53,3% pekerja memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaannya saat ini.

Critical Occupation List (COL)

Di 2018, Kemenko Perekonomian dan World Bank menciptakan suatu acuan pemantauan keterampilan yang dibutuhkan industri dengan program pendidikan di Indonesia. Acuan tersebut dikenal dengan Daftar Pekerjaan Kritis Indonesia atau Critical Occupation List (COL). Daftar ini dikembangkan melalui pendekatan top-down dan bottom up (Kemenko). Terdapat beberapa profesi berbasis industri digital dan teknologi yang masuk ke dalam daftar ini, antara lain:

  • Data Scientist
  • Data Engineer
  • UI/UX Designer
  • Developer (web, software, apps, dll)

BACA JUGA: Tips Dapat Kerja untuk Raih Karier Impian di 2022

Mengapa Harus Berbekal Skill Digital Dari Digital Skola?

Kurikulum fokus pada penguasaan keahlian sesuai industri

Perkembangan industri digital menciptakan banyak lapangan kerja berbasis teknologi. Untuk mencapai tenaga profesional yang kompetitif sekaligus kompeten, Digital Skola memfasilitasi pembelajaran intensif bersama ahli di bidangnya. Model belajar yang digunakan juga memanfaatkan kurikulum berdasarkan keahlian sesuai industri. Kurikulum ini disusun lewat teori sekaligus praktik studi kasus secara nyata untuk memberikan gambaran awal sebelum masuk ke dunia kerja sesungguhnya. Para talenta digital tidak perlu khawatir karena pembekalan terjadi secara optimal demi mencapai keterampilan dan kapabilitas yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan di masa kini.

Tutor praktisi industri

Untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan ketetapan kurikulum, dibutuhkan tutor atau pengajar yang kredibel. Digital Skola membuka peluang dan akses relasi menuju para praktisi industri digital. Masing-masing tutor kaya akan wawasan dan pengalaman kerja yang matang. Mereka siap membekali talenta digital untuk mendalami industri digital secara efektif sekaligus komprehensif. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan masing-masing calon profesional siap kerja yang siap secara fisik, mental, dan wawasan dalam menekuni bidang karier impiannya.

Sertifikasi BNSP

BNSP atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi merupakan badan independen nasional yang berfungsi mengeluarkan sertifikasi kompetensi kerja di Indonesia. BNSP hadir sebagai penjamin mutu dan kualitas tenaga kerja di berbagai bidang karier di tingkat nasional. Menariknya, Digital Skola membuka kesempatan bagi talenta digital untuk mengikuti kelas secara penuh sampai mendapatkan sertifikasi terkait. Dengan begitu, kamu jadi lebih siap untuk menunjukkan kualifikasi serta keterampilan yang mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu, peluang untuk menyalurkan value serta visi misi berdasarkan karier impian semakin terbuka lebar.

Menjadi bagian dari Kampus Merdeka

Pada 2021, Digital Skola menjadi mitra resmi dari program Magang Bersertifikat Studi Independen (MSIB) Kampus Merdeka. Melalui program ini, Digital Skola membantu para mahasiswa untuk melewati program pelatihan data science secara intensif selama 5 bulan. Mahasiswa belajar langsung dari para praktisi industri dalam mempersiapkan diri menjadi calon-calon Data Scientist kompeten di masa depan. Digital Skola bekerja sama dengan stakeholders untuk mengembangkan insiatif dan meminimalisir pengaruh negatif dari situasi mismatch.

Mulai belajar dan kuasai keahlian digital sekarang juga hanya bersama Digital Skola. Pilih kelas yang sesuai dengan passion dan minatmu di industri digital masa kini. Kunjungi website digitalskola.com dan persiapkan dirimu menjadi tenaga profesional siap kerja bagi perusahaan nasional maupun internasional.

Artikel Rekomendasi