Menjadi seorang pekerja atau karyawan membutuhkan komitmen serta dedikasi dalam menyelesaikan tanggung jawab. Apapun jenis pekerjaannya, besarnya tekanan dalam keseharian beresiko menimbulkan stres atau bahkan burn out. Riset yang dipublikasikan HBR menyebut lebih dari 60% responden mengaku sering mengalami burn out (HBR, 2021). Tidak heran, banyak orang mencari berbagai sumber rujukan terkait tips mengatasi burn out.
Ditambah lagi, kondisi pandemi menyebabkan karyawan harus bekerja dari rumah yang kian meningkatkan potensi burn out. Sebab, bekerja di rumah membuat kita seolah harus bekerja lebih lama dibandingkan biasanya. Sebuah survei menyatakan bahwa 90% responden yang berasal dari 40 negara merasakan bahwa kehidupan pekerjaan mereka terasa memburuk selama pandemi ( HBR, 2021). Tidak hanya berpengaruh pada individu yang mengalaminya, burn out dapat menjadi kondisi yang menular dan mampu memengaruhi rekan kerja lainnya.
Jika kamu juga merupakan karyawan, tentu kamu sebisa mungkin ingin menghindari burn out yang dapat menghilangkan motivasi dalam bekerja. Oleh karena itu, ketahui berbagai tips untuk mengatasi burn out yang mudah diterapkan dalam dunia kerja. Simak juga pengertian dan penjelasan mendasar mengenai istilah ini.
Apa Itu Burn Out?
Burn out merupakan keadaan kelelahan secara fisik maupun emosional yang melibatkan rasa berkurangnya pencapaian serta hilangnya identitas diri. Sebagai catatan, burn out bukanlah istilah medis. Berbagai faktor individu memengaruhi terjadinya kondisi ini, seperti permasalahan pribadi hingga kehidupan keluarga. Biasanya, burn out dapat ditandai dengan hal-hal berikut:
- Merasa lelah hampir sepanjang waktu
- Merasa tidak berdaya, terjebak dalam situasi, atau dikalahkan
- Merasa terpisah dari dunia
- Munculnya pandangan negatif akan satu atau beberapa hal
- Menunda-nunda serta membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan sesuatu
- Merasa kewalahan
Tips Mengatasi Burn Out
Jangan bergantung pada kafein
Apakah kamu masuk dalam golongan pekerja yang memiliki ketergantungan pada kopi? Tanpa kopi, kamu tidak bisa terjaga sampai malam untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah menumpuk. Stres dan ketegangan yang berasal dari dunia kerja dialihkan pada kopi yang mengandung kafein. Meskipun menenangkan, kamu jadi cenderung bergantung dengan minuman tersebut.
Jika dilihat dari kinerja dan dampaknya bagi tubuh, kamu bisa saja menganggap kopi sebagai ‘penolong’. Padahal, di balik itu semua, kebiasaan minum kopi dapat merampas waktu tidur yang berharga. Selain itu, muncul tekanan pada jantung yang tidak semestinya. Dengan dampaknya pada aspek kesehatan di masa depan, cobalah untuk menggantinya dengan melakukan hobi atau meditasi sejenak.
BACA JUGA: Tips Personal Branding untuk Dongkrak Profesionalisme
Buat pekerjaan jadi lebih menyenangkan
Adanya proyek pekerjaan yang menarik dapat meringankan padatnya jadwal dan kesibukan yang menjemukan. Kamu mudah termotivasi dan bersemangat untuk menyelesaikan hal-hal yang kamu sukai. Namun, burn out bisa datang ketika muncul proyek yang membuat pikiran buntu dan sulit menemukan inspirasi. Gunakan pendekatan kreatif sesuai deskripsi kerja dan tanggung jawab kamu saat ini.
Contohnya adalah profesi copywriter yang dapat menggunakan berbagai frase unik dan out of the box dalam proyek tertentu. Hasilnya terlihat kreatif dan berdampak baik bagi kemajuan perusahaan. Berdasarkan contoh tersebut, kamu dapat menghasilkan ide-ide menarik yang belum tentu diterima atasan, namun bisa jadi dapat membuatmu lebih nyaman ketika menjalankan proyek tersebut.
Berpindah lokasi kerja
Perubahan terhadap lokasi kerja dapat menghasilkan situasi yang lebih baik. Apalagi, saat ini mungkin kamu harus bekerja dari rumah saja akibat pandemi. Menatap layar laptop atau komputer selama sekian jam berhari-hari mudah membuat kamu merasa letih. Untuk itu, jika kamu merasa stres karena terus menerus berada di rumah, sesekali pilih lokasi lain untuk bekerja. Carilah inspirasi di tempat-tempat nyaman dan menarik, namun tetap aman seperti taman, staycation di hotel sampai co-working space.
Atur ulang penataan meja kerja
Bila kamu tidak berkesempatan untuk meninggalkan meja kerja sementara waktu, kamu dapat mengakalinya dengan melakukan penataan ulang tempat kerjamu. Usaha ini dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi sedikit rasa stres. Bila kamu merasa sulit fokus saat mengalami burn out, perhatikan tempat kerja kemudian atur posisi berbagai objek di sana. Menurut penelitian, terdapat korelasi antara kekacauan di sekitar dengan peningkatan hormon kortisol. Hormon inilah yang menandakan stres dan pengeluarannya bisa dibatasi melalui upaya sederhana, seperti memperbaiki penataan tempat kerja.
Perbanyak tidur, makan, serta berolahraga
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ketenangan dan hiburan bagi diri sendiri merupakan cara untuk mengatasi stres. Sebagian besar beranggapan bahwa upaya tersebut meliputi makan enak, melakukan hobi, sampai bersantai sejenak. Namun, pernahkah kamu menyadari bahwa hal-hal tersebut dapat menggiring menuju situasi yang semakin tidak nyaman?
Oleh karena itu, maksimalkan tips mengatasi burn out ini dengan mengutamakan makanan yang tidak hanya enak, tetapi juga sehat untuk menjaga kebugaran tubuh. Masukkan aktivitas olahraga dalam jadwal harian kemudian rasakan perbedaan lebih positif bagi diri sendiri. Jika dirasa kurang istirahat selama beberapa waktu terakhir, tetapkan jam tidur kemudian tentukan pukul berapa kamu dapat memulai hari esok.
Berlibur!
Kamu dapat membicarakannya pada atasan atau manager untuk mengambil beberapa waktu off dan pergi berlibur. Ketika sudah mengalami burn out, bisa jadi kamu tipikal orang yang harus rehat total dari pekerjaan. Jelaskan kepada atasan mengenai kondisi kamu saat ini secara jujur, bukan dengan merengek atau emosional.
Mengapa kamu layak istirahat? Mengapa kamu akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi setelah kembali bekerja? Dua pertanyaan tersebut adalah contoh dari sekian banyak pembahasan yang ingin diketahui atasan sebelum memberikan kesempatan berlibur. Pikirkan rencana berlibur secara matang untuk melakukan refreshing bagi diri sendiri dan tidak kewalahan. Minimalisir dunia maya dan fokus dengan aktivitas menarik serta bermanfaat bagi pengembangan diri selama beristirahat.
Jangan takut untuk berkata ‘tidak’
Apakah kamu pernah merasa berkewajiban untuk menjawab ‘ya’ hanya karena takut berkata ‘tidak’? Mungkin kamu khawatir dianggap tidak bisa melakukan pekerjaan tersebut, takut terlihat kasar, atau malah takut dipandang tidak profesional. Memang sulit untuk mengatakan ‘tidak’ kepada atasan maupun rekan kerja. Namun, akan lebih susah lagi bila kamu menyetujuinya kemudian tidak mampu melaksanakan tugas secara maksimal. Jika dipaksa dapat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental.
Bila kamu memang memutuskan untuk mengatakan ‘tidak’ pada sesuatu, tekankan komitmen terhadap tugas lain yang sedang dikerjakan. Buat pernyataan bahwa kamu sedang bekerja secara optimal pada hal lain dan ingin menyelesaikannya dengan performa terbaik. Apabila kamu memang tertarik dengan proyek atau pekerjaan yang ditawarkan, ungkapkan keinginan tersebut sembari memberikan acuan waktu pengerjaannya.
BACA JUGA: 6 Tahap Career Development di Era Digital
Tidak salah untuk meminta bantuan kepada rekan kerja
Budaya masing-masing tempat kerja memang berbeda, namun atasan dapat menawarkan beberapa kompensasi bagi pegawai yang mengalami burn out. Beritahukan kepada orang lain bahwa kamu tidak baik-baik saja. Ini adalah kunci utama untuk mengikuti tahapan mengatasi burn out menuju langkah selanjutnya. Selain menciptakan ruang untuk mengutarakan pendapat, lingkungan kerja yang lebih suportif juga semakin tercapai.
Berbagai tips mengatasi burn out di atas dapat menjadi acuan untuk mencapai kesejahteraan dalam dunia kerja. Selain mengatasinya secara mandiri, tidak ada salahnya bila menyuarakan kebutuhan kepada orang lain di sekitar. Kamu akan merasakan sehat secara fisik maupun mental apabila tempat kerja ikut memberikan lingkungan kondusif dalam hal mengatasi burn out.