Siapa pun bisa berkarier menjadi UI/UX designer. Menariknya, bidang ini tidak mengharuskan seseorang memiliki dasar jenis ilmu tertentu, sehingga jika tidak memiliki pengalaman yang berkaitan langsung dengan UI/UX, kamu masih bisa belajar UI/UX. Untuk itu, kamu bisa mengembangkan skill dari berbagai sumber, termasuk mencari panduan belajar UI/UX dari nol.
Saat akan mempelajari UI/UX design, kamu akan menemui banyak metode belajar yang bisa digunakan. Sebenarnya tidak ada metode yang salah atau benar, karena pada akhirnya kamu akan mempelajari teori desain hingga mahir di bidangnya.
Dalam artikel ini, kami akan memandumu melalui lima langkah yang diperlukan untuk menjadi UI/UX designer di tahun 2023:
- Step 1: Mempelajari fundamental UX design
- Step 2: Mempertajam sense of design
- Step 3: Mempelajari tools UI/UX design
- Step 4: Membangun portofolio
- Step 5: Meminta feedback
Baca panduan selengkapnya di bawah ini ya!
Step 1: Belajar fundamental UX Design
Pengalaman user saat menggunakan sebuah website atau aplikasi bisa dibilang menjadi bagian terpenting dari setiap desain yang sukses — yang berarti penting bagi kamu untuk memahami prinsip utama UX design, dimana fokusnya adalah memberikan kemudahan dan pengalaman yang menyenangkan kepada user.
Memahami mengapa user melakukan tindakan tertentu dan apa yang membuat mereka terus menggunakan situs (atau meninggalkan situs tersebut) adalah kunci untuk membuat produk digital yang dapat memenuhi kebutuhan user.
Untungnya, ada banyak tutorial, kursus, dan sumber belajar online yang mudah diaskes serta gratis yang bisa kamu manfaatkan.
Tips: kamu bisa belajar melalui sumber yang tersedia secara gratis di internet, atau bisa juga baca di sini.
Step 2: Pertajam sense of design
Untuk benar-benar meningkatkan keterampilanmu ke tingkat selanjutnya, mulailah berlatih mempelajari desain web dan aplikasi kesukaanmu atau yang sedang kamu gunakan saat ini, bisa seperti aplikasi social media atau website e–commerce.
Luangkan beberapa menit untuk menganalisis bagaimana situs web itu dapat bekerja dengan baik saat kamu mengunjungi situsnya. Bagaimana dengan palet warnanya? Atau jenis tipografi yang digunakan? Lihatlah setiap bagian dari desain: jarak antar elemen, grid tempat situs dirancang, hierarki visual, gambar dan ikon yang digunakan.
Tips: biasakan untuk mengikuti trend UI/UX design seperti di platform Dribble, agar kamu bisa terus mendapatkan inspirasi.
Step 3: Belajar tools UI/UX design
Ada banyak tools desain canggih yang tersedia di internet, tetapi akan lebih baik kalau kamu mencoba beberapa tools yang umum digunakan di industri, seperti Figma, Sketch, Adobe XD. Tidak harus mempelajarinya sekaligus, kamu bisa memilih salah satu tools yang ingin dikuasi terlebih dahulu.
Kamu bisa mempertimbangkan hal di bawah ini, untuk memilih tools yang kamu pelajari:
Figma
Figma adalah aplikasi desain berbasis cloud dan alat prototyping untuk proyek digital. Figma dibuat untuk dapat membantu para penggunanya agar bisa berkolaborasi dalam proyek dan bekerja dalam bentuk tim sekaligus di mana saja.
Sketch
Sketch merupakan sebuah aplikasi desain digital yang dirilis khusus untuk sistem operasi macOS.
Adobe XD
Adobe XD adalah alat desain berbasis vektor untuk membuat desain situs website dan aplikasi. Alat ini dikembangkan dan diterbitkan oleh Adobe Inc untuk pengguna Mac dan Windows.
Step 4: Buat portofolio UI/UX design
Untuk mendukung kariermu sebagai UI/UX designer, hanya dengan menonton video tutorial saja, tidak akan membuat skill desain-mu berkembang. Apa yang benar-benar kamu perlukan untuk menjadi mahir di bidang UI/UX adalah praktik mendesain website atau aplikasi. Mungkin, saat ini pun kamu bertanya-tanya, bagaimana kamu bisa membuat portofolio tanpa pengalaman kerja yang sesungguhnya?
Karena kamu adalah pemula yang belajar UI/UX dari nol, maka jenis portofolionya tidak harus selalu yang berbasis real project. Kamu bisa melihat contoh-contoh portofolio yang diunggah di laman Dribble atau Behance. Di situ, banyak contoh studi kasus dari berbagai sumber yang umum dijadikan sebagai bahan portofolio oleh pemula.
Step 5: Meminta feedback yang membangun
Umumnya, orang akan menunggu feedback positif untuk didengar. Namun, di dunia UI/UX design, feedback negatif sebenarnya jauh lebih bermanfaat, karena dapat membantu kamu tumbuh sebagai desainer yang andal. Kamu akan belajar dari setiap kesalahan yang ada. Ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan kamu.
Belajar untuk mencari dan meminta feedback negatif dan menggunakannya sebagai bahan bakar untuk meningkatkan keterampilanmu dalam mendesain. Segera setelah selesai membuat portofolio, unggah karyamu di situs terkenal seperti Dribble, dan mintalah kritik yang membangun.
Pada akhirnya, feedback negatif bisa menjadi salah satu hal paling positif yang kamu peroleh sepanjang karier desainmu. Perlu diingat, kamu tidak perlu merombak semua keterampilanmu hanya dalam waktu semalam kok. Meski progresnya kecil, kamu masih tetap bisa bertumbuh setiap harinya.
Belajar UI/UX dari nol di Digital Skola
Kabar baiknya, kamu yang benar-benar merasa tertarik dan secara serius ingin mendalami bidang ini, bisa mengikuti program Mini Bootcamp UI UX design dari Digital Skola lho.
Walaupun tidak mempunyai latar belakang UI/UX design, kamu tidak perlu ragu dan merasa minder karena nantinya kamu akan belajar dari nol. Jadi, kamu tetap bisa mendaftar dan mengikuti kelasnya, karena kurikulum yang dibuat sudah disesuaikan untuk UI/UX designer pemula.
Penasaran ingin ikut Mini Bootcamp UI UX Design dari Digital Skola? Klik tombol di bawah ini untuk jadwal dan info lengkap materinya, ya!