6 Alasan Krusial Ikut Kursus UI UX di 2022

digitalskola

digitalskola

24 Maret 2022

kursus UI UX
Alasan kamu harus mengikuti kursus UI UX Photo by Pixabay from Pexels

Seperti yang sudah kamu ketahui, ada banyak pilihan profesi yang bisa kamu jalani di bidang industri. Salah satunya adalah menjadi desainer UI/UX, yang popularitasnya semakin meningkat. Maka dari itu, tak heran bila semakin banyak program kursus UI UX yang tersedia dan layak untuk kamu pertimbangkan.

Tapi bagaimana jika kamu tidak menguasai coding, atau tidak punya latar belakang pendidikan di bidang teknologi? Salah satu kelebihan profesi ini adalah siapa saja sebenarnya bisa melakukannya, kok! Sebab, menjadi desainer UI/UX tidak sebatas hanya punya background di bidang teknologi saja.

Akan tetapi, tentu saja itu bukanlah satu-satunya kelebihan yang bisa kamu rasakan dengan menjadi seorang desainer UI/UX. Mau tahu apa saja kelebihan lainnya? Simak dulu penjelasannya berikut ini, yuk!

6 Alasan ikut Kursus UI/UX untuk Jadi Desainer UI/UX

Belajar desain UI/UX membutuhkan logika dan kreativitas

Kalau kamu adalah tipe orang yang suka membuat sesuatu dan ingin menunjukkan kreativitasmu, menjadi desainer UI/UX adalah pilihan karier yang layak buat kamu pertimbangkan. Meskipun kebanyakan profesi di bidang teknologi lebih berkaitan ke hal-hal teknis, desainer UI/UX cenderung punya lebih banyak kebebasan untuk menuangkan kreativitasnya, lho!

Hal ini ditunjukkan lewat bagaimana desainer UI/UX memilih skema warna, cara untuk menciptakan fungsionalitas yang dibutuhkan dalam produk, membangun sistem brand dalam produk, dan sebagainya. Bahkan tahapan riset yang dilakukan desainer UI/UX berbeda dengan riset teknis, lho! Sebagai contoh, kamu juga perlu menganalisis perilaku emosional dan psikologis pengguna pada tahap testing.

Baca juga: 5 Langkah Menjadi UI UX Designer dalam 3 Bulan

Tidak membutuhkan keahlian programming

Memang benar pemahaman tentang cara kerja produk akan sangat membantumu sebagai desainer UI/UX nantinya. Meski begitu, kamu tidak wajib punya keahlian atau pemahaman tentang programming yang mendalam, kok. Makanya, tak heran kalau banyak program kursus UI UX yang membolehkan siapa saja mendaftar tanpa harus jago programming.

Ditambah lagi, mustahil buat seseorang untuk tahu dan jago menggunakan semua bahasa pemrograman. Sambil belajar desain UI/UX, kamu bisa sekaligus belajar bahasa pemrograman sedikit demi sedikit untuk membantumu mengenali dan memahami dasar-dasarnya saja. Misalnya CSS, HTML, atau JavaScript. Tujuannya agar nanti sebagai desainer UI/UX kamu bisa mengenali kesalahan atau kekurangan dari produk-produk yang sedang kamu kembangkan.

Tidak membutuhkan keahlian programming

Ada alasan UI dan UX sama-sama memiliki kata “user” alias “pengguna” di dalamnya: karena pengguna adalah inti dari bagaimana dan mengapa fungsionalitas sebuah produk diciptakan. Singkatnya, produk dibuat agar dapat digunakan pengguna dengan nyaman, bukan?

Maka dari itu, belajar desain UI/UX juga memberikanmu peluang untuk memelajari kebiasaan serta pola perilaku manusia. Apabila kamu tipe orang yang suka bertanya-tanya mengapa orang melakukan sesuatu, belajar desain UI/UX bisa jadi pilihan yang pas buat kamu.

Dalam kesehariannya, seorang desainer UI/UX membuat sebuah desain berdasarkan kebutuhan pengguna. Dalam proses pembuatan desain tersebut, desainer juga mengawasi perilaku audiens yang menjadi targetnya sepanjang proses berlangsung.

Bagi seorang desainer UI/UX dan pekerjaan sehari-harinya, aspek psikologis menjadi salah satu komponen paling menarik. Soalnya, tak jarang hasil yang diperoleh jauh dari ekspektasi dan menunjukkan temuan yang menarik.

Baca juga: 3 Perbedaan Utama UI UX Designer yang Perlu Diketahui

Menciptakan produk dari nol

Pada umumnya, seorang programmer sudah memegang produk yang telah direncanakan dengan menyeluruh sehingga ia hanya perlu mengeksekusi rancangan produk tersebut. Maka dari itu, peluang adanya sentuhan personal dari programmer pada produk yang ia garap terbilang minim.

Akan tetapi, lain halnya dengan desainer UI/UX. Pada saat kamu mulai belajar desain UI/UX nanti, kamu akan bisa merasakan sendiri banyaknya peluang yang bisa kamu lakukan untuk memberikan sentuhan pribadimu sendiri dalam meningkatkan fungsionalitas produk yang sedang kamu garap.

Menariknya lagi, saran atau perubahan yang kamu buat tersebut bisa menunjukkan kontribusimu untuk proyek tersebut. Dan pastinya, kamu bisa menambahkannya ke dalam portofoliomu untuk membuat isinya semakin berbobot, bukan?

Tentu saja kebebasan ini juga diikuti dengan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, belajar menjadi seorang desainer UI/UX juga secara perlahan akan mendorongmu untuk belajar menjadi seorang decision maker alias pembuat keputusan. Sebab, apa yang kamu putuskan akan memengaruhi fungsionalitas hingga desain visual dari produk yang kamu garap, lho!

Peluang besar dilirik perusahaan IT besar

Tahukah kamu bahwa profesi desainer UI/UX dibutuhkan di mana saja? Contoh paling mudah bisa kamu cek langsung di situs lamaran kerja atau LinkedIn, di mana selalu ada ribuan lowongan pekerjaan untuk posisi desainer UI/UX.

Salah satunya adalah perusahaan-perusahaan IT raksasa seperti Amazon, Apple, Facebook, Google, dan Microsoft yang selalu berkembang setiap hari. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut akan selalu membutuhkan desainer UI/UX baru.

Apabila salah satu impianmu adalah bekerja untuk perusahaan raksasa berskala global, profesi desainer UI/UX jelas merupakan pilihan yang sangat layak untuk kamu pertimbangkan. Dan kamu bisa memulainya dengan membekali dirimu agar kamu memiliki semua skillset yang tepat lewat program kursus UI UX.

Potensi gaji besar

Keunggulan lainnya yang bisa kamu nikmati dengan menjadi seorang desainer UI/UX adalah potensi pendapatan atau gaji yang tinggi. Angka yang kamu terima nantinya juga akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya pengalaman dan tahunnya.

Dihimpun dari berbagai sumber, gaji rata-rata desainer UI adalah Rp80.250 per jam, atau sekitar Rp8.175.000 per bulan. Angka tersebut masih belum termasuk insentif yang bisa kamu dapatkan apabila kamu sudah berhasil mencapai target proyek, atau sebagai bonus prestasi. Besarnya insentif tersebut rata-rata bisa mencapai Rp20.015.000.

Sedangkan untuk desainer UX, angkanya bisa mencapai Rp106.124.600 per tahun, alias sekitar Rp8.850.000 per bulan. Sedangkan untuk insetif bonusnya bisa mencapai angka Rp36.000.000, ditambah pembagian keuntungan dalam kondisi tertentu yang besarnya bisa menyentuh angka Rp16.000.000.

Baca juga: Gaji UI UX Designer: Perbandingan dengan Profesi Lain

Mulai Langkahmu Jadi Desainer UI/UX Sekarang!

Lewat fakta-fakta tersebut, semoga kamu jadi tambah yakin dan mantap untuk memulai meniti kariermu sebagai seorang desainer UI/UX, ya! Kamu tak perlu khawatir atau takut karena kamu baru akan memulai, karena dengan memulai saja artinya kamu sudah selangkah lebih dekat dengan impianmu menjadi desainer UI/UX.

Lalu, di mana kamu bisa belajar desain UI/UX, ya? Meskipun ada banyak pilihan kursus desain UI/UX, pastikan dulu bahwa lembaga kursus tersebut benar-benar profesional dan terpercaya, ya! Contohnya Digital Skola, yang punya program Mini Bootcamp UI/UX Design.

Lewat program Mini Bootcamp UI/UX Design, kamu tak hanya punya kesempatan buat belajar untuk menjadi desainer UI/UX, tapi juga membuat 3 portofoliomu sendiri untuk web/desktop, Android, dan iOS. Dan programnya bisa kamu selesaikan hanya dalam 17 sesi saja, lho!

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk segera mulai wujudkan impianmu menjadi seorang desainer UI/UX andal lewat kursus UI UX di Digital Skola. Klik link ini untuk daftar sekarang juga.

Artikel Rekomendasi