Full Stack Developer Soft Skills yang Harus Kamu Miliki

digitalskola

digitalskola

10 Oktober 2021

full stack developer soft skills
Photo by Lagos Techie on Unsplash

Full Stack Developer masih menjadi profesi yang populer di bidang software development hingga saat ini. Dalam sebuah survei yang dilakukan Stack Overflow di 2021 menunjukkan bahwa sebesar 49,47% responden mengidentifikasi peran dalam pekerjaannya sebagai Full Stack Developer. Dengan banyaknya klaim tersebut mungkin kamu bertanya-tanya, apa saja yang harus dilakukan untuk menjadi tenaga profesional yang andal di bidang tersebut? Kombinasi antara kemampuan teknis dan Full Stack Developer soft skills adalah jawabannya.

Berbicara soal soft skills, ada banyak kemampuan di luar teknis yang harus dikembangkan di bidang full stack development. Keanekaragaman peran dalam pekerjaan mendorong kamu untuk meningkatkan keterampilan diri, terutama yang melibatkan pengaruh soft skills dalam mengerjakannya. Manfaatnya cenderung mempercepat kemampuan kognitif serta perilaku dalam bekerja. Kepercayaan diri kamu jadi semakin tinggi dan perspektifmu akan semakin luas. Oleh karena itu, penting untuk mendalami  soft skills sebelum dapat menerapkannya  secara optimal.

Setiap soft skills pasti bermanfaat dalam melaksanakan pekerjaan, baik yang sifatnya individu maupun kerja sama tim. Hal ini dikarenakan kamu akan lebih berpikiran luas dan kritis soal tanggung jawab yang diambil selama bekerja. Sangat penting untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan di bawah ini sebagai seorang Full Stack Developer.

Full Stack Developer Soft Skills yang Harus Kamu Miliki

Critical thinking

Pengembangan suatu produk software identik dengan pemecahan masalah tingkat tinggi. Artinya, Full Stack Developer harus punya keterampilan untuk berpikir kritis sepanjang mencari solusi paling sesuai terhadap permasalahan tersebut. Proyek yang diterima dan dikerjakan oleh software developer biasanya menghadirkan serangkaian tantangan. Beberapa diantaranya adalah keterbatasan software serta bug yang menyerang suatu produk.

Full Stack Developer harus siap untuk melakukan navigasi terhadap masalah dan berorientasi pada solusi yang komprehensif. Ada banyak manfaat yang diperoleh melalui soft skills critical thinking, terutama dalam hal perkembangan pribadi maupun tim. Standar keuletan yang satu ini bisa ditetapkan sebagai bentuk inovasi bagi proyek-proyek luar biasa di masa mendatang.

Komunikasi dan kemampuan presentasi

Terkadang, kamu harus mampu menjelaskan hal-hal yang sudah dilakukan dan cara kerjanya kepada beberapa pihak. Ketika peluang tersebut muncul, kamu berupaya menyampaikan hasil secara informatif dan mudah dimengerti. Sebisa mungkin, kamu harus berlatih untuk berkomunikasi dan mempresentasikan sesuatu memakai bahasa yang lebih umum. Hindari istilah-istilah full stack development yang terlalu teknis dan kurang familiar bagi orang lain. Cari padanan kata atau alternatif terbaik supaya setiap penjelasan tetap pada tempatnya.

Dengan keterampilan komunikasi yang baik, segala bentuk presentasi dapat diwujudkan secara ringkas dan bermanfaat. Selain membangun komunikasi dengan pihak internal, tidak jarang kamu juga berhubungan langsung dengan klien dari pihak eksternal. Kejelasan dan transparansi yang perlu dijaga harus didukung dengan model komunikasi yang terarah sekaligus tidak membingungkan bagi para klien.

BACA JUGA: Belajar Full Stack Developer: Sumber Gratis dan Berbayar

Teamwork

Sebagian besar Full Stack Developer mungkin cenderung berkembang di lingkungan bekerja secara mandiri. Namun terkadang, kamu juga memerlukan kolaborasi dengan orang lain di bidang profesi yang sama. Keterampilan teamwork dapat membantu kamu di segala kondisi, entah dalam kelompok yang sama atau mengerjakan proyek sementara dengan beberapa orang di luar tim sehari-hari. Jika kamu mengambil peran sebagai seorang pemimpin, belajarlah untuk memberikan arahan yang jelas dan membagikan beban kerja secara sepadan sekaligus kolaboratif.

Tidak hanya dalam internal Full Stack Developer saja, kamu berpeluang membangun kinerja antarprofesi ketika menyelesaikan proyek tertentu. Beberapa diantaranya adalah pemilik bisnis, designer, product manager, hingga pemangku kebijakan. Secara umum, kamu akan menjadi jembatan antara dua profesi karena ada berbagai peran yang harus dilaksanakan di bidang full stack development.

Time management

Sampai hari ini, banyak hal dapat memengaruhi produktivitas Full Stack Developer. Ada banyak proyek yang sedang dikerjakan perusahaan secara bersamaan dan berdampak pada peningkatan kualitas tim. Kondisi ini menyebabkan mereka harus menemukan cara-cara untuk memprioritaskan tugas dan tanggung jawab. Ditambah lagi, proses komunikasi bersama pemangku kebijakan kadang harus dilakukan di sejumlah waktu-waktu penting. Mereka harus memanfaatkan jam kerja sebaik mungkin. Apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang Full Stack Developer dalam manajemen waktu?

Buat to-do-list yang berisi uraian soal pekerjaan kamu dalam sehari. Telusuri setiap kegiatan kemudian prioritaskan masing-masing berdasarkan tingkat kepentingan dan yang bisa diselesaikan secara wajar di hari tersebut. Bagi tanggung jawab di lingkup tim, selaraskan daftar pekerjaan dengan tingkat urgensi saat itu juga. 

Kamu harus bersikap transparan dengan beban kerja terhadap orang lain, terutama ketika menghadapi permintaan tidak terduga. Penerapannya bisa dipraktikkan dengan menggunakan tools produktivitas yang digunakan secara real time dalam menunjukkan update pekerjaan kamu saat ini. Dengan begitu, kamu bisa mendahulukan pekerjaan penting sembari diketahui rekan kerja lainnya.

Design thinking

Full Stack Developer soft skills yang satu ini dapat membantu penyusunan strategi lebih baik dan mengintegrasikan elemen produk yang berpusat pada user. Design thinking berlaku pada seluruh tahapan development, mulai dari perancangan sampai testing. Melalui design thinking, seorang ahli di bidang full stack development dapat bersikap terbuka terhadap perspektif user. Bahkan, prinsip empati yang berhubungan erat dengan design thinking dapat membantu Full Stack Developer menempatkan diri di posisi user.

Melalui kemampuan ini, kamu dapat mengoptimalkan interaksi dan terlibat secara langsung dengan user seefektif mungkin. Contohnya, saat kamu harus melakukan perancangan terhadap website. Penting untuk menyusun desain responsif sebagai bentuk pemahaman terhadap kebutuhan user ketika mengakses situs tersebut. 

Mendengarkan

Tidak hanya penting untuk mengetahui cara menyampaikan instruksi dengan tepat. Kamu juga harus belajar cara untuk mendengarkan dan memahami arahan dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting melatih kemampuan dalam menangkap dan merangkum informasi atau instruksi dari pihak lain seputar produk yang sedang dikerjakan. Mendengarkan secara efektif melibatkan tiga elemen, antara lain:

  • Memperhatikan pesan
  • Mengambil makna dari pesan tersebut
  • Menanggapi pesan

Selain bagus dalam memahami instruksi, kamu dapat membangun umpan balik dan menyalurkan informasi kepada tim lainnya. Satu kesalahpahaman kecil saja bisa memicu konflik tertentu yang harus diluruskan bersama pihak-pihak bersangkutan. Oleh karena, merupakan ide yang bagus untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan sejak awal.

BACA JUGA: Full Stack Developer Job Description yang Harus Diketahui

Kreativitas

Critical thinking biasanya dibarengi dengan kemampuan untuk menghasilkan solusi kreatif dalam memecahkan masalah. Mungkin kamu sempat berpikir kalau solusi bisa diperoleh dari pengalaman dan sekumpulan hard skills. Namun, hasilnya bisa lebih optimal jika melibatkan kreativitas dan kerangka berpikir efektif selama bekerja secara mandiri maupun dalam tim. Statistik menunjukkan bahwa kelompok yang mengikuti pelatihan kreativitas dan pemecahan masalah mampu menghasilkan ide 350% lebih banyak ketimbang yang tidak dan 400% lebih orisinal (Wiley).

Cara terbaik untuk meningkatkan kreativitas dalam bidang ini adalah bukan dengan terlalu memaksakan orang untuk melakukannya. Dibandingkan dengan paksaan, upayakan untuk mengurangi sikap pesimis dan egois serta membiarkan orang-orang melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Tidak hanya memotivasi diri sendiri, kreativitas bisa menjadi wadah memberikan semangat kepada seluruh anggota di dalam tim.

Berbagai Full Stack Developer soft skills di atas dapat menjadi acuan untuk mengembangkan diri. Tidak hanya terpaku pada wawasan, teori, dan praktik hard skills. Adanya soft skills merupakan penyeimbang terbaik agar kamu mampu meningkatkan kapasitas sebagai tenaga kerja profesional.

Ingin belajar serangkaian hard skills dan soft skills yang dibutuhkan sebagai Full Stack Developer andal? Belajar sekarang di Bootcamp Full Stack Developer dan jadilah seorang profesional siap kerja hanya dalam 3,5 bulan.