Mau Ikut Kursus Fullstack Developer? Ikuti Panduan Ini

digitalskola

digitalskola

12 Maret 2022

kursus fullstack
Hal yang perlu diketahui sebelum mengikuti kursus fullstack. (Photo by Tranmautritam from Pexels)

Saat ini, peluang karier di dunia digital semakin luas, beragam, dan tentunya menjanjikan dari segi finansial. Salah satu bidang yang secara secara konsisten memiliki prospek karier dengan pendapatan yang menjanjikan adalah bidang pengembangan web dengan berbagai peran di dalamnya seperti font-end developer, back-end developer dan fullstask developer. Prospek yang menjanjikan membuat banyak orang yang terjun di bidang ini. Bahkan yang tidak memiliki background di bidang digital pun bisa mengikuti kursus seperti kursus fullstack atau fullstack developer.

Sebelum masuk lebih dalam terhadap topik ini, sebetulnya apa yang dimaksud dengan ‘fullstack developer’? Jika kamu aktif di situs-situs seperti Github, LinkedIn, Quora, atau bahkan di situs lowongan pekerjaan, kamu mungkin sudah menyadari ada satu kesamaan yang dimiliki banyak developer dan tertulis di profil mereka: “Fullstack developer”.

Baca juga: Kursus Full Stack Developer yang Cocok Bagi Pemula

Untuk kamu yang masih pemula – apalagi pemula di bidang teknologi dan digital – istilah tersebut bisa jadi terlihat membingungkan. Apa sebenarnya ‘fullstack developer’? Apa saja pekerjaannya? Dan apa saja ya keahlian yang harus dikuasai? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu bisa simak dulu artikel di bawah ini, ya. Selamat membaca!

Apa Itu Fullstack Developer?

Dilansir dari W3Schools.com, fullstack developer adalah seseorang yang bisa mengembangkan baik itu software client maupun server. Dengan demikian, seorang fullstack developer juga bisa melakukan apa yang dilakukan front-end developer maupun back-end developer.

  • Front-end developer berkutat dengan apa yang pengguna bisa lihat dan ajak berinteraksi dalam sebuah website.
  • Back-end developer berkaitan dengan apa yang tidak bisa pengguna lihat, dan menciptakan jalan agar informasi bisa disampaikan kepada pengguna.

Dengan demikian, bisa disimpulkan pula bahwa seorang fullstack developer adalah seseorang yang punya pengetahuan dan mampu menangani pekerjaan database, server, server engineering, hingga client.

Oleh karena luasnya area yang ditangani seorang fullstack developer, kamu perlu mendapatkan bekal pengetahuan dan keahlian yang tepat. Dan kamu bisa memperolehnya dari program kursus fullstack sehingga kamu bisa mendapatkan bekal yang dibutuhkan agar dapat menggarap sebuah project dari nol.

Keahlian Penting Fullstack Developer

Karena luasnya cakupan kerja seorang fullstack developer, tentunya kamu akan membutuhkan beragam jenis keahlian jika kamu memang sudah mantap ingin mulai berkarier di bidang ini. Secara garis besar, keahlian-keahlian yang perlu dikuasai oleh seorang fullstack developer meliputi poin-poin di bawah ini.

Keahlian dasar desain UI/UX

Keahlian ini akan membantumu dalam mengembangkan prototipe visual yang dapat menunjukkan seperti apa pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan produk akhir yang kamu buat. Dalam membuat desain mockup, ada banyak resource dan software yang bisa kamu gunakan, seperti AdobeXD, Figma, dan Invision. Biasanya program kursus akan mengajarkanmu cara menggunakan software tersebut.

Baca juga: Mengenal Pendekatan Microservices dalam Fullstack

Keahlian dasar front-end development – CSS, HTML, dan JavaScript.

Keahlian yang satu ini merupakan keahlian penting yang dibutuhkan dalam pengembangan web (web development). Dengan menguasainya, kamu akan bisa membuat tampilan atau interface menarik untuk project yang kamu garap.

Jika kamu serius ingin jadi fullstack developer, pastikan kamu sudah benar-benar paham keahlian dasar ini sebelum lanjut ke level berikutnya. Selain itu, pilihlah front-end framework yang kamu kehendaki, lalu pelajari secara mendalam.

Bahasa pemrograman

Memelajari bahasa pemrograman seperti Java, PHP, Python, atau Ruby bisa jadi terasa membingungkan, apalagi ketika kamu perlu memilih apa bahasa pemrograman untuk dipelajari. Sebaiknya, pilih salah satu saja dulu dan pelajari dengan baik dasar-dasarnya, baru kemudian kamu pilih bahasa pemrograman lainnya.

Setelah kamu menguasai minimal dasar-dasar dari berbagai bahasa pemrograman, pilih framework yang sesuai dan kemudian kuasai dengan baik. Biasanya framework yang dipilih adalah Flask/Django untuk Python, Spring untuk Java, atau Laravel untuk PHP.

Pemahaman tentang development framework

Belajar tentang development framework akan mempermudah kamu di tahap development atau pengembangan nantinya. Sebaiknya kamu belajar minimal satu framework untuk front-end maupun back-end karena:

  • Mempermudah kamu saat proses debug dan maintenance.
  • Penggunaan ulang kode yang baik.
  • Membantu mengurangi panjang kode.
  • Meningkatkan kecakapan dan mendorong keamanan.

Lalu, apa saja ya framework untu front-end dan back-end yang bisa kamu pelajari? Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

  • Front-end:
    • AngularJS Docs
    • NodeJS
    • React Docs
    • VueJS Docs
  • Back-end:
    • Django Docs
    • Laravel
    • Spring Docs

Baca juga: Belajar Full Stack Developer: Sumber Gratis & Berbayar

Database

Bisa dibilang bahwa database adalah “otak” yang membuat sebuah website atau aplikasi menjadi dinamis. Di samping itu, memelajari database juga akan membantumu dalam memahami bagaimana sisi client dan sisi server saling berkomunikasi dan saling terhubung.

Database menyajikan sebuah interface agar pengguna bisa menyimpan data dengan cara tertentu ke memori. Dengan begitu, kamu bisa menarik data kapanpun kamu membutuhkannya.

Keahlian lainnya

Yang tak kalah penting juga adalah soft skill seperti manajemen waktu, kreativitas, kemampuan menyelesaikan masalah, dan komunikasi yang baik.

Tanggung Jawab dan Keuntungan Jadi Fullstack Developer

Jika dirangkum, berikut ini adalah tanggung jawab yang dipegang oleh seorang fullstack developer:

  1. Memiliki pengetahuan tentang front-end development dan segala framework yang berkaitan.
  2. Memiliki pengetahuan tentang desain dan pengembangan back-end, termasuk setidaknya satu framework yang sesuai dengan bahasa pemrograman pilihanmu.
  3. Memiliki pengetahuan tentang database dan server management untuk menjamin fungsionalitas website.
  4. Memastikan bahwa project yang dipegang dan digarap dapat berjalan dengan semestinya di seluruh platform seperti Linux, MacOS, dan Windows.
  5. Mampu memenuhi persyaratan teknis dan kebutuhan pelanggan dalam project-nya.
  6. Mendesain dan mengembangkan API yang bertanggung jawab dalam proses penarikan data.

Baca juga: Full Stack Developer Job Description yang Perlu Kamu Tahu

Dengan memilih profesi fullstack developer sebagai pilihan kariermu, artinya kamu juga sudah harus mempersiapkan dirimu untuk mengemban tugas dan tanggung jawab besar. Untungnya, kamu bisa mulai persiapkan dirimu sejak sekarang dengan mengikuti program kursus fullstack developer yang tepat.

Apalagi dengan menjadi seorang fullstack developer kamu bisa merasakan keuntungan atau kelebihan seperti:

  • Kemampuan beradaptasi, karena kamu nantinya akan menguasai baik teknologi front-end maupun back-end. Dengan begitu, kamu juga bisa beralih ke front-end maupun back-end sesuai situasi dan kebutuhan.
  • Kamu nantinya akan bisa menjalankan berbagai jenis task berkat keahlianmu yang luas. Artinya, kamu nantinya akan bisa menangani berbagai jenis project yang berbeda-beda sesuai dengan keinginanmu kelak.
  • Dalam kebanyakan kasus, kamu akan bisa mengimplementasikan perubahan sendiri tanpa harus terlalu sering berkoordinasi dengan orang lain. Jadi, kamu juga bisa memangkas waktu project karena menghemat waktu untuk berkomunikasi.

Kesimpulan

Seorang fullstack developer bisa dibilang merupakan seorang developer yang menguasai dan dapat melakukan segalanya yang berkaitan dengan development. Jika kamu adalah orang dengan pemikiran kreatif, seorang problem solver, dan senang mencoba memahami bagaimana aspek yang berbeda-beda dalam development bisa bekerja, bidang karier ini layak untuk kamu pertimbangkan.

Meskipun banyak lowongan pekerjaan untuk posisi ini sering kali mencantumkan syarat lulusan jurusan Ilmu Komputer, kamu sebenarnya tak perlu khawatir meskipun kamu punya background pendidikan yang berbeda. Sebab, banyak program kursus fullstack saat ini yang bisa kamu ikuti.

Tentunya, pilihlah program kursus yang resmi dan terpercaya agar sertifikasimu nanti bisa diakui, ya! Contohnya Bootcamp Fullstack Developer yang menawarkan kesempatan untuk menjadi fullstack developer dari 0 hanya dalam 3 bulan. Kamu tidak harus punya background di bidang IT agar bisa mengikuti program ini, kok!

Klik tombol berikut ini dan daftarkan dirimu di Bootcamp Fullstack Developer sekarang juga, ya!