Salah satu softskill yang harus dimiliki seorang designer adalah kemampuan memecahkan masalah, termasuk ketika menangani aspek UI pada suatu produk web atau aplikasi. Mereka harus mampu menemukan solusi terhadap UI design melalui proses riset yang mendalam serta testing yang direncanakan secara cermat. Hal ini tentu dapat bisa ditangani secara lebih efektif bila kamu punya wawasan mengenai pendekatan design atau formula rahasia yang mampu menjadi solusi terhadap permasalahan desain secara otomatis. Menyikapi hal tersebut, salah satu cara yang dapat kamu lakukan adalah memahami teori dan praktik dari prinsip utama dalam user interface design.
Eight Golden Rules of Interface Design merupakan prinsip yang dikemukakan oleh Ben Shneiderman dalam bukunya, Designing the User Interface: Strategies for Effective Human-Computer Interaction. Ben menjadikan prinsip ini kaya akan sifat fleksibel dan dapat diaplikasikan pada sebagian besar system interactive. Selama tiga dekade, serangkaian golden rules dikembangkan telah melalui berbagai pengalaman dan penyempurnaan. Dalam rentang waktu tersebut, dibutuhkan validasi dan penyesuaian terhadap domain design tertentu. Perwujudan visual dari penerapan prinsip ini ternyata mampu membantu berbagai perusahaan besar menghasilkan interface populer di kelasnya. Beberapa diantaranya adalah Google, Apple, dan Microsoft.
Baca juga: UI Components, Kategori dan Glosarium Bagi UI Designer
Sebagai seorang UI Designer, tentu kamu ingin terus meningkatkan hasil kerja semaksimal mungkin. Selain kaya akan pengalaman dan wawasan dalam karier, kamu dapat mengintegrasikan Golden Rules dalam mengakselerasi proses pembangunan suatu produk. Perlu kamu tahu, Golden Rules adalah prinsip yang berlaku dalam sistem interaksi apa pun. Diantaranya traditional GUI environments, seperti web dan aplikasi mobile maupun desktop serta interface non-GUI berupa voice-based interaction system.
8 Golden Rules of Interface Design
Strive for consistency
Sangat penting untuk mengutamakan konsistensi pada seluruh halaman desain, baik dalam aspek layout, button size, color code, hingga tone yang digunakan. Konsistensi memungkinkan kamu untuk mengembangkan identitas dan tidak akan membuat user keluar dari web atau aplikasi ketika melakukan navigasi pada laman tersebut. Urutan tindakan yang bersifat konsisten harus dipakai pada situasi yang tidak jauh berbeda dan sistematis. Pemilihan terminologi kata yang dimasukkan ke dalam prompt hingga menu harus punya ciri khas identik ketika dikombinasikan satu sama lain. Prinsip ini memberikan pengecualian interface pada delete command atau ketiadaan terhadap pengulangan password. Selain itu, konsistensi yang kamu utamakan mampu memberikan peluang bagi user dalam memahami digital landscape dari suatu produk. Alhasil, mereka memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan tugas dan tujuannya saat itu juga.
Enable frequent users to use shortcuts
Pada prinsip ini, user onboarding process meliputi beberapa tutorial dan panduan bagi pengguna yang menunjukkan cara melakukan navigasi pada web atau aplikasi. User akan mencari cara lebih cepat untuk melakukan tindakan ketika menumbuhkan keakraban secara bertahap dengan sistem di dalamnya. Hal ini dapat tercapai melalui pengurangan jenis interaksi dan meningkatkan kecepatan pemakaian web maupun aplikasi. Oleh karena itu, kamu dapat mengembangkan produk yang mampu memberikan keleluasaan kepada user untuk mengakses semua halaman hanya dengan sedikit ‘klik’. Selain membuat hierarki yang baik pada menu, jangan lupa untuk memperjelas komponen-komponen yang tersedia.
Ada banyak jenis shortcut yang dapat diterapkan UI Designer dalam mendukung user interface yang efektif. Beberapa diantaranya adalah abbreviations, function keys, hidden commands, dan berbagai fitur makro. Kamu perlu mempertimbangkan penggunaan setiap fitur bagi user baru maupun lama. Bantu setiap user untuk menuntaskan tugas dan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.
Baca juga: User Centered Design, Kunci Sukses Produk UX Design
Offer informative feedback
Setiap tindakan yang diambil oleh user di dalam web atau aplikasi harus mendapatkan system feedback. Dengan frekuensi tindakan yang sering terjadi, kamu dapat membuat system response yang sederhana. Sedangkan, navigasi yang signifikan dan jarang terjadi dapat diatur menggunakan respons yang lebih kompleks. Kamu harus aktif memberikan informasi mengenai setiap proses yang dilewati pengguna pada produk tersebut. Upayakan bahwa setiap proses punya feedback system yang jelas, bermakna, relevan, dan mampu menyesuaikan konteks. Salah satu contoh yang keliru dalam penerapan prinsip ini adalah error message sebagai penunjuk error code ketimbang menyajikan bahasa yang mudah dipahami.
Design dialogue to yield closure
Sangat penting untuk merancang sequences yang punya awalan, pertengahan, hingga penutup. Hal ini dapat membantu munculnya kepuasan user karena berhasil menyelesaikan proses navigasi pada web atau aplikasi. Dalam user interface yang kamu buat, cobalah untuk memasukkan sense of closure ketika suatu tindakan user sudah selesai. Misalnya, kamu dapat merancang pop-up untuk memberitahukan user bahwa proses file upload sudah selesai. Detail kecil ini dapat memengaruhi user ketika berinteraksi dengan web atau aplikasi. Jangan biarkan mereka menerka tanpa menerima jawaban pasti dari design yang kamu tampilkan. Pastikan mereka merasakan kemajuan setelah melangkah dari satu tahapan ke tahapan berikutnya sampai masalahnya selesai menggunakan produk tersebut.
Offer simple error handling
UI design tidak boleh menimbulkan perasaan panik atau khawatir dari user. Design yang terlalu sering memunculkan error mampu berdampak signifikan pada kegunaan web dan aplikasi tersebut. Pada dasarnya, Golden Rules dirancang untuk mempertimbangkan aspek user interface yang sering diabaikan. Kamu perlu mempertimbangkan banyak variabel untuk dipraktikkan pada pembangunan produk. Ketika kondisi error terjadi, bangun suatu sistem yang dapat mengarahkan dan membantu user dalam menangani permasalahan pada produk. Manfaatkan error notifications bersamaan dengan descriptive hints untuk diikuti oleh para user yang bersifat simpel, konstruktif, dan spesifik.
Baca juga: Mengenal 5 Design Thinking Process dalam UI/UX
Permit easy reversal of actions
Sebisa mungkin pastikan seluruh tindakan navigasi bersifat reversibel atau mudah dikembalikan. Fitur ini mampu mengurangi kekhawatiran user karena mereka tahu bahwa kesalahan bisa diperbaiki. Unit reversibel yang biasanya kamu temui adalah single action, data-entry task, hingga tindakan secara berkelompok. Desain yang memungkinkan user untuk mempraktikkan dampak reversibel mampu memberikan kebebasan bagi mereka tanpa harus membuat kesalahan secara permanen.
Keep users ini control
User yang berpengalaman ingin merasa bahwa mereka sendiri bertanggungjawab atas respons interface terhadap tindakan yang telah terjadi. Mereka tidak ingin terjadi perubahan terhadap familiar behavior atau data entry yang cenderung membosankan. Selain itu, mereka juga menghindari kesulitan ketika memperoleh berbagai kebutuhan informasi atau ketidakmampuan mencapai hasil sesuai keinginan. Berikan beberapa kebebasan bagi user untuk membantu meyakinkan mereka akan manfaat dari web dan aplikasi yang telah kamu bangun.
Reduce short-term memory load
Manusia punya keterbatasan dalam memproses informasi karena keterbatasan memori jangka pendek. Mengenali sesuatu tergolong lebih mudah daripada mengingat karena pengenalan melibatkan isyarat yang membantu mencapai memori lebih luas. Informasi yang relevan bisa muncul ke permukaan. Kondisi ini mengharuskan kamu untuk membuat tampilan laman yang tetap sederhana, terkonsolidasi, serta mampu mengurangi frekuensi window-motion. Fokuskan kerja kerasmu pada input code, mnemonics, serta sequences of actions. Jangan membebani produk dengan informasi yang punya kemiripan dominan antara suatu menu dengan menu lainnya atau kamu akan kehilangan perhatian user. Pastikan bahwa user tidak perlu terganggu dengan informasi yang kurang penting untuk dibahas.
Baca juga: Do’s and Don’ts dalam Dunia UI/UX Design
Dunia UI design memang tidak pernah lepas dari user, produk web dan aplikasi, beserta interaksi yang timbul diantara keduanya. Dalam membangun user interface yang optimal dan memberikan kemajuan bagi suatu produk, kamu dapat menerapkan prinsip Eight Golden Rules of Interface Design. Penerapan prinsip sistematis ini akan membantu kamu dalam perancangan, pembangunan, sampai testing secara langsung di hadapan para user. Kamu dapat menghasilkan produk penuh value dan mampu menyelesaikan permasalahan user dengan tepat.
Ingin belajar UI design secara intensif dengan bimbingan para ahli di bidangnya? Belajar sekarang di Mini Bootcamp: UI/UX Design dan jadilah profesional siap kerja hanya dalam 3 bulan bersama Digital Skola.