Revolusi terhadap dunia data terjadi di seluruh dunia. Berbagai perusahaan di seluruh dunia saat ini telah menyadari peran pemanfaatan dan pengolahan data bagi kemajuan bisnis. Hal ini membuat munculnya berbagai profesi baru, salah satunya adalah data scientist. Profesi ini yang menjadi penghubung antara praktisi data dan pihak lain di perusahaan sehingga penguasaan penyampaian narasi dan visualisasi data sangat lah penting. Berbicara mengenai hal ini, apakah kamu sudah paham mengenai perbedaan antara data storytelling vs data visualization?
Kedua skill non-teknis tersebut harus diketahui sejak awal, apalagi ketika kamu sedang atau bermaksud meniti karier sebagai seorang Data Scientist. Sebab, kerja profesi yang satu ini tidak terlepas dari data storytelling maupun data visualization.
Masing-masing skill ini dapat mendukung kinerja Data Scientist untuk mengomunikasikan wawasan yang berhasil dicapai melalui tahap analisis. Hasilnya dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan yang esensial (Simplilearn). Meskipun memiliki prinsip kerja yang berkaitan erat, ternyata keduanya memiliki peran yang terpisah.
BACA JUGA: Pentingnya Data Storytelling bagi Kariermu
Pengertian Data Storytelling vs Data Visualization
Data storytelling
Data storytelling merupakan hasil narasi yang menempatkan data sebagai konteks utama dalam menunjukkan wawasan, tantangan, hingga solusi bagi permasalahan tertentu (Sisense). Data storytelling biasanya dikemas dalam bentuk yang mampu menarik perhatian audiens. Cerita yang inspiratif dari pemakaian data dapat menginformasikan tindakan yang sebaiknya diambil.
Data visualization
Data visualization merupakan representasi grafis dari informasi dan data. Data visualization mengusung elemen visual yang disajikan dalam bentuk grafik, bagan, peta, dan sebagainya agar dapat diakses untuk melihat sekaligus memahami tren dalam data (Tableau). Tools dan teknologi yang menaungi data visualization penting untuk dikuasai dalam mempresentasikan hasil analisis. Hal ini akan memudahkan penyampaian indormasi sehigga mendorong munculnya solusi dan rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
Perbedaan Data Storytelling vs Data Visualization
Data storytelling: strategi, data visualization: taktik
Penceritaan data adalah strategi untuk membagikan informasi sedemikian rupa supaya audiens mampu memahaminya. Sedangkan, visualisasi terhadap data adalah taktik untuk membungkus penceritaan data. Kamu akan “melukis” gambar dengan “nomor” yang dihasilkan oleh data. Visualisasi akan menghidupkan cerita yang dihasilkan oleh data agar audiens mengetahui maksud penyampaian sekaligus mengambil keputusan dari narasi tersebut.
Data storytelling: jawaban atas “why”, data visualization: menunjukkan “what”
Jika kamu ambil perumpamaan, kedua aspek tersebut serupa dengan uang koin. Masing-masing punya sisi yang berbeda, namun saling melengkapi. Hal ini diutamakan dalam perspektif sebab dan akibat, di mana visualisasi akan menunjukkan yang sedang terjadi dan penceritaan merangkum berbagai penyebab kemunculan sebaran data.
Data storytelling: berbentuk gambar, data visualization: berbagai model grafik
Ketika mempresentasikan suatu hasil analitik data, tentu kamu mempersiapkan grafik secara matang dan akurat. Namun, kondisi ini tidak semata-mata memudahkan audiens untuk memahami grafik secara sekilas. Mereka membutuhkan narasi untuk menjelaskan makna dari grafik yang ditampilkan. Oleh sebab itu, kamu juga perlu menyiapkan fakta dan informasi yang ingin disampaikan terkait grafik secara maksimal.
Contoh Data Storytelling dan Data Visualization
Can You Live on the Minimum Wage? dari New York Times
Data storytelling yang dikeluarkan New York Times tersebut memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan berdasarkan pilihan audiens. Model kalkulator yang ditawarkan dapat dimanfaatkan oleh tenaga kerja yang tidak mempunyai anak dan hidup sendiri. Tujuannya untuk memperhitungkan gaji terkecil serta aspek-aspek pengeluarannya bagi kehidupan sehari-hari.
Every Total Solar Eclipse Happening in Your Lifetime dari Washington Post
Data visualization yang satu ini menunjukkan kejadian gerhana matahari setelah 2017. Washington Post menghadirkan bola dunia interaktif untuk menunjukkan jalur gerhana hingga 2080. Bahkan, situs bola dunia ini juga menyediakan kolom untuk memasukkan tahun kelahiranmu. Tujuannya untuk memberikan informasi banyaknya gerhana yang menanti kamu di masa depan.
Dengan teknik data storytelling dan data visualization ini, tidakkah kamu merasa makin mudah dalam mencerna dan memahami informasi dari topik yang sesungguhnya cukup rumit?
Itulah beberapa perbedaan data storytelling vs data visualization yang dapat kamu ketahui. Meskipun punya perbedaan signifikan, keduanya masih berkesinambungan dalam menghasilkan data dan visualisasi yang bermanfaat bagi kelangsungan kinerja perusahaan. Tidak hanya bagi kepentingan internal, pengaplikasian dua teknik ini juga dapat membantu, pelanggan untuk lebih mudah memahami maksud yang ingin disampaikan pada suatu produk.
Ingin mendalami dunia analitik dan mengubahnya menjadi visualisasi yang mudah dipahami? Belajar sekarang di Short Course Data Storytelling untuk belajar bersama ahli di bidangnya selama dua hari. Dapatkan wawasan dan praktik langsung untuk menghasilkan data storytelling yang optimal.