Selama ini, kamu juga mungkin sering menemukan pembahasan terkait “Lebih penting softskill atau hardskill?”. Faktanya, baik itu softskill atau hardskill di dunia kerja sama-sama penting. Sederhananya, dua skill ini penting tetapi dalam konteks yang berbeda, softskill membantu dalam komunikasi, kerjasama, hingga pemecahan masalah, sedangkan hardskill membantu kamu untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang sifatnya technical.
Masih bingung mengenai perbedaan softskill dan hardskill? Simak ulasan mengenai perbedaan antara softskill dan hardskill, hingga bocoran softskill dan hardskill yang dicari oleh recruiter di artikel ini!
BACA JUGA: Riset: Hanya 23% Fresh Graduates Percaya Diri Masuk Dunia Kerja
Pengertian Softskill
Softskill adalah keterampilan yang sifatnya subjektif, sehingga masing-masing individu akan mempunyai tingkat keterampilan yang berbeda. Softskill juga dikenal sebagai “people skill” atau “interpersonal skill” karena berkaitan dengan cara kita berinteraksi dengan orang lain. Softskill juga merupakan kemampuan yang memiliki ciri khas, oleh karena itu biasanya softskill lebih sulit dinilai dibanding hardskill. Perlu diketahui juga bahwa softskill dikategorikan penting di dunia kerja karena berkaitan dengan kepribadian seseorang yang bisa mendukung pekerjaan yang dijalani dan hubungan interpersonal di kantor. Contoh dari softskill adalah:
- Kemampuan untuk berkomunikasi
- Kemampuan untuk berpikir agar dapat menyelesaikan masalah
- Keterampilan dalam kepemimpinan
- Manajemen waktu
- Kemampuan dalam beradaptasi
- Kemampuan dalam melakukan negosiasi
- Keterampilan beradaptasi dengan orang lain, serta memiliki etika, moral, serta profesionalisme
Pengertian Hardskill
Berbeda dengan softskill, hardskill adalah keterampilan yang mudah diukur dan bisa dipelajari secara teknis. Lebih lanjut, dalam dunia kerja, hardskill adalah kemampuan teknis yang dimiliki oleh individu sesuai dengan bidang pekerjaan mereka. Misalnya, ketika kamu ingin berkarier di bidang digital marketing, maka kemampuan yang perlu dipelajari diantaranya adalah:
- Menganalisis data pemasaran
- Social media marketing
- Copywriting
- Digital ads
Artinya, untuk mempertajam hardskill, bisa disesuaikan dengan bidang yang ingin ditekuni. Dalam pemanfaatan dan pembelajarannya, untuk mengimplementasikan hardskill, umumnya dibutuhkan berbagai alat pendukung karena hal ini berkaitan penuh dengan keadaan nyata. Alat pendukung tersebut diantaranya seperti:
- Tools
- Aplikasi
Contoh mudah dari hardskill yang pasti kamu sadri adalah skills membaca, menulis, dan menggambar yang jadi bagian dari hardskill dasar manusia yang didapatkan melalui sekolah di usia dini.
Cara Meningkatkan Softskill
Sebenarnya, tidak ada rumus atau cara khusus untuk mengasah softskill, karena softskill umumnya akan meningkat seiring berjalannya waktu. Namun, tentunya untuk meningkatkan softskill tetap membutuhkan usaha yang kuat. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan softskill:
- Aktif ikut organisasi yang sesuai dengan minat dan bakat
- Rajin mengikuti pelatihan atau webinar
- Mengikuti komunitas
- Perbanyak interaksi dengan banyak orang dari berbagai background
Dari cara-cara ini, kamu bisa mengasah banyak softskill seperti public speaking, stress management, disiplin diri, time management, dll. Jangan lupa, selama proses meningkatkan softskill kamu juga harus evaluasi diri dan minta kritik serta saran dari orang sekitar tentang dirimu. Jika ingin membaca lebih lengkap terkait cara meningkatkan softskill, bisa baca artikel ini.
Cara Meningkatkan Hardskill
Tentunya ada beragam hardskill yang bisa kamu pelajari, oleh karena itu kamu bisa fokus pada satu bidang pekerjaan misalnya KOL & Influencer Marketing, lalu kamu bedah hardskill yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan tersebut. Misalnya:
- Reporting
- KOL marketing plan
- KOL & influencer management
Setelah itu, kamu bisa mengasah hardskill yang dibutuhkan tersebut melalui beberapa cara seperti:
- Mempraktekkan skill yang ingin diasah secara rutin dan konsisten
- Mengikuti kursus baik online atau offline
- Mengikuti sertifikasi
- Mengikuti kompetisi
- Mempelajari skill melalui berbagai sumber seperti buku, YouTube, podcast, blog, dan lain sebagainya
Mengapa Softskill dan Hardskill Sangat Penting Dimiliki?
Sebuah laporan dari Charles Riborg yang bertajuk A Study of Engineering Education menyatakan bahwa sekitar 85% kesuksesan dalam bekerja didukung oleh softskill, sementara 15%-nya lagi didukung oleh hardskill. Jadi tak heran, banyak yang mengatakan softskill lebih penting dari hardskill karena perbedaan kemudahan dalam mempelajari keduanya. Sayangnya, untuk membuktikan bahwa kamu memiliki softskill yang kompeten tidaklah mudah, karena skill ini tidak bisa diukur. Coba bayangkan, bagaimana caranya menunjukan bahwa kamu adalah seorang yang mahir dalam leadership atau softskill lainnya? Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendemonstrasikan keterampilan tersebut di lingkungan kerja.
Meskipun begitu, hubungan hardskill dan softskill sangat penting untuk mendapatkan nilai plus di mata recruiter. Dengan memiliki softskill, kamu bisa melakukan kerjasama tim dalam pekerjaan karena tidak mungkin kamu bekerja sendirian di perusahaan. Sementara hardskill diperlukan agar kamu dapat bekerja di bidang yang sesuai kemampuan secara baik dan lancar.
BACA JUGA: 3 Kunci Utama untuk Jadi Digital Talent
Cara Mengukur Softskill dan Hardskill
Berbeda dengan softskill yang tidak dapat diukur, hardskill justru dapat diukur dan dapat didefinisikan dengan kriteria numerik atau ya atau tidak. Di sisi lain, softskill seringkali tidak berwujud biasanya digambarkan dengan skala kualitatif. Contohnya:
- Contoh hardskill: Seorang digital marketer, mampu mengoperasikan dengan baik tools digital advertiser di berbagai platform selama 3 tahun terakhir
- Contoh softskill: Komunikator yang baik mampu menjelaskan ‘dengan detail dan jelas’ manfaat suatu produk kepada pelanggan potensial mereka
Contoh Softskill yang Banyak Dicari Menurut Forbes
Mengutip dari Forbes, ada beberapa softskill yang dikategorikan sebagai essential karena dinilai penting oleh banyak perusahaan. Berikut diantaranya:
Komunikasi
Kemampuan untuk membangun hubungan dan komunikasi dengan rekan kerja, client, dan stakeholder. Bukan hanya kemampuan bicara saja, tapi juga kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang jelas dan menarik serta kemampuan untuk memahami kebutuhan orang lain dan menanggapinya dengan baik. Ada beberapa contoh dari softskill komunikasi, seperti:
- Kemampuan mendengar
- Kemampuan komunikasi secara verbal
- Kemampuan komunikasi secara non-verbal\
- Kemampuan menulis
- Kemampuan presentasi
Leadership
Kemampuan untuk memimpin dianggap sebagai komponen penting keberhasilan profesional karena di industri sebagian besar karyawan akan bekerja dalam tim. Ada beberapa contoh dari softskill leadership, seperti:
- Problem solving
- Coaching and mentoring
- Manajemen
- Pemikiran strategis
Teamwork
Dalam lingkungan profesional, kerja tim yang baik akan membantu menumbuhkan kreativitas dan inovasi karena mendorong untuk berbagi ide, bertukar pikiran, hingga kolaborasi. Ada beberapa contoh dari softskill teamwork, seperti:
- Kemampuan memecahkan konflik
- Kolaborasi
- Accountability
- Mediation
Creativity
Softskill kreativitas melibatkan kemampuan berpikir out of the box dan menghasilkan ide-ide yang menarik atau inovatif. Tentunya, kemampuan ini memerlukan pola pikir rasa ingin tahu dan keberanian mengambil risiko. Ada beberapa contoh softskill creativity, seperti:
- Imajinasi
- Rasa penasaran
- Brainstorming
Time Management
Time management melibatkan kemampuan untuk menetapkan prioritas, mengatur tugas, dan mengalokasikan waktu untuk berbagai aktivitas, hal ini membutuhkan disiplin dan kemampuan untuk menghindari gangguan dan mengurutkan prioritas tugas. Ada beberapa contoh softskill time management, seperti:
- Planning
- Goal-setting
- Time blocking
Adaptability
Di industri saat ini, bisnis berubah dengan sangat cepat. Maka dari itu, kemampuan beradaptasi menjadi softskill utama yang memungkinkan kamu untuk bisa bertahan di industri. Ada beberapa contoh softskill adaptability, seperti:
- Fleksibilitas
- Ketangguhan
- Growth mindset
Problem-solving
Kemampuan memecahkan masalah sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai tantangan dan peluang yang kompleks dalam berbagai konteks. Ada beberapa contoh softskill problem-solving, seperti:
- Berpikir kritis
- Analisis
- Berpikir strategis
- Inisiatif
Work Ethic
Work ethic atau etos kerja menunjukkan komitmen seseorang terhadap pekerjaannya. Memiliki etos kerja yang kuat akan membuat kamu terlihat bisa lebih diandalkan sehingga kredibilitas kerja juga semakin meningkat. Ada beberapa contoh softskill work ethic, seperti:
- Ketepatan waktu
- Dapat diandalkan
- Profesionalitas
- Disiplin
Critical Thinking
Kemampuan berpikir kritis memungkinkan kamu untuk memecahkan masalah dan tantangan dengan pola pikir yang strategis dan analitis. Ada beberapa contoh softskill critical thinking, seperti:
- Analisis
- Evaluasi
- Kemampuan penalaran
Conflict Management
Manajemen konflik adalah proses mengatasi perselisihan dengan cara yang efektif. Ada beberapa contoh softskill conflict management, seperti:
- Komunikasi yang baik
- Empati
- Negosiasi
- Kemauan untuk berkolaborasi
Emotional Intelligence
Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri dan orang lain. Ada beberapa contoh softskill emotional management, seperti:
- Self-awareness
- Empati
- Motivasi
Contoh Hardskill yang Banyak Dicari Menurut Riset zavvy
Selanjutnya, ada beberapa kategori hardskills yang banyak dicari industri, berikut diantaranya:
Digital Marketing
Di bidang digital marketing, ada beberapa hardskill yang jadi elemen kunci, diantaranya:
- SEO = Kemampuan meningkatkan visibilitas dan peringkat situs web di hasil mesin pencari seperti Google
- Content Marketing = Kemampuan menciptakan dan mendistribusikan konten yang relevan, berharga, dan menarik untuk menarik perhatian target audiens
- Social Media Marketing = Kemampuan membuat strategi di berbagai platform media sosial
Data Analytics
Data analytics adalah proses menganalisis data untuk mendapatkan wawasan yang berharga dan mendukung pengambilan keputusan. Ada beberapa hardskill data analytics seperti:
- Pengumpulan data
- Pembersihan data
- Pemodelan data
- Analisis statistik
Cloud Computing
Cloud computing adalah pengiriman berbagai layanan komputasi termasuk server, perangkat lunak, dan penyimpanan data . Ada beberapa hardskill cloud computing seperti:
- Model layanan
- Cloud
- Networking
Web Development
Web development adalah proses pengembangan situs web atau aplikasi web yang melibatkan pengkodean, pengujian, dan desain. Ada beberapa hardskill web development seperti:
- Bahasa pemrograman seperti HTML dan JavaScript
- Pengembangan backend dan frontend
- Version control
- Keamanan web
UI/UX Design
UI/UX Design adalah proses merancang pengalaman pengguna (UX) dan antarmuka pengguna (UI) untuk aplikasi, situs web, dan produk digital lainnya Ada beberapa hardskill UI/UX Design seperti:
- Research and user empathy
- User journey mapping
- Information architecture
- Usability testing
- Interaction design
DevOps
DevOps adalah profesi yang menjembatani tim IT development dan IT operational dalam mengembangkan sebuah software. Serupa dengan project manager, namun lebih fokus pada software development. Ada beberapa hardskill DevOps seperti:
- Linux
- System administration
- Scripting
- Testing, security, monitoring
- Cloud computing
- Infrastructure management
Selain itu, ada beberapa hardskill lain yang juga high demand di industri seperti:
- Data engineer
- Data scientist
- Digital writer
- Social media specialist
- QA Engineer
- KOL specialist
- Virtual assistant
BACA JUGA: Cara Agar Kamu Bisa Kerja Remote Selamanya
Bagaimana Cara Menulis Hardskill dan Softskill dalam CV?
Akan jadi sia-sia jika kamu menguasai banyak softskill dan hardskill tapi tidak menuliskannya di CV. Oleh karena itu, berikut tips menulis softskill dan hardskill di CV:
- Spesifik dan jelas = Tuliskan dengan spesifik mislnya Microsoft Excel, jangan hanya ditulis Microsoft atau Excel saja
- Relevan = Pastikan skill yang kamu tulis relevan dengan posisi yang dilamar
- Bukti atau prestasi = Jika memungkinkan sertakan bukti atau prestasi yang mendukung skill yang disebutkan
- Gunakan bullet point = Tidak perlu memberikan bar persentase atau penilaian untuk setiap skill yang sulit diukur atau dibuktikan oleh karena itu gunakan bullet point saja
- Ditulis berdasarkan kategori = Tuliskan berdasarkan kategori, misalnya hardskill dan softskill, jadi jangan disatukan
- Tulis dengan jujur = Tidak perlu menuliskan skill yang sebenarnya tidak kamu kuasai
Yuk, Upgrade Softskill dan Hardskill!
Itulah beberapa informasi mengenai softskill dan hardskill yang wajib kamu miliki, terutama ketika ingin terjun ke dunia kerja. Recruiter lebih tertarik untuk menerima calon kandidat baru dengan softskill dan hardskill sesuai posisi yang dilamar. Kamu yang ingin meng-upgrade skill untuk kepentingan bekerja bisa ikut pilihan kelas yang disediakan oleh Digital Skola, ada banyak pilihan kelas seperti:
- Digital marketing
- Data science
- Data engineer
- Data analyst
- UI/UX design
Dan masih banyak lagi. Selain akan mempelajari secara teknis terkait bidang-bidang yang ingin diperdalam, kamu juga akan mendapat pelatihan softskill. Tertarik untuk mencari tahu info lengkap mengenai kelasnya? Klik button di bawah ini!